Ash-Shabur : Dia yang tidak didorong oleh ketergesaan, sehingga
bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya, tetapi meletakkan sesuatu dengan
kadar tertentu dan memberlakukannya dengan aturan-aturan tertentu pula. Dia
tidak menundanya dari waktu yang ditentukan, sebagaimana penundaan orang yang
malas. Tidak pula mempercepat waktunya sebagaimana percepatan orang yang
tergesa-gesa. Segala sesuatu diletakkannya pada tempat dan waktu yang
seharusnya dan semua itu tanpa suatu dorongan yang bertentangan dengan
kemauannya.
Beranekaragam macam kesabaran
seperti sabar terhadap godaan hawa nafsu, sabar terhadap keadaan orang lain,
sabar terhadap tersebarnya kebatilan dan kesehatan, sabar terhadap sedikitnya
pertolongan, sabar terhadap perjuangan yang terus menerus (seperti dlm
memperoleh pengetahuan, berbuat baik, kesakitan yg menimpa, dll). Sabar bukan
berarti diam tanpa usaha, karena kesabaran merupakan sebuah metode atau
strategi.
Sabar itu cahaya. Kesabaran akan
menuntun kita dari krisis yang sedang dihadapi. Kesabaran merupakan pelita yang
akan menuntun kita untu bertemu degan rahmat dan kasih sayang Allah. Sabar itu
Indah.
Kita mungkin tak sekuat Ibrahim
as yang dengan kesabaran yang sangat luar biasa, ia tetap tegar menjalankan
perintah Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail as. Kita mungkin
tak bias sesabar Nabi Ayub as, dalam menjalani ujian dan cobaan yang
bertubi-tubi dan luar biasa dahsyat. Bahkan kita tak sesabar nabi Muhammad saw,
dengan ujian dan penderitaan yang luar biasa , tapi beliau tetap tegar, sabar
dan istiqamah kepada Allah SWT.
Tak ada alasan untuk putus asa.
Tak ada alasan untuk tidak sabar, sebagaimana tak ada alasan untuk tidak
mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
Maka, sehebat apapun ujian dan
cobaan yang datang pada kita, harus kita sadari bahwa materi kehidupan ini
adalah kegembiraan dan kesedihan, kesenangan dan kesusahan. Ada saat sakit, ada
saat sehat, ada saat untung, namun pada saat yang lain kita rugi.
Tidak mungkin didunia kita senang
terus-menerus, karena karena senang yang terus menerus itu merupakan kehidupan
di Surga, sebagaimana tidak mungkin kita sedih terus-menerus, dan susah serta
sakit terus-menerus, sebab yang demikian materi kehidupan di neraka.
Konsepnya adalah Innalillahi wa inna Ilaihi raji’un (Kita
semua berasal dari Allah SWT dan kepada Allah pula kita akan dikembalikan)
from :"Dahsyatnya Sabar"
By: Ahmad Hadi Yasin
No comments:
Post a Comment